Cerpen Remaja: Cinta yang Menyakiti


Cerpen Cinta Remaja: Sebuah cerita pendek tentang cinta dan sakit hati daan "Cinta yang Menyakiti". Cerpen tentang cerita cinta remaja SMA "Vanya Senja" yang mengalami kesedihan, kesalahan dan penyesalan dalam kisah cintanya. Penasaran dengan cerpen cinta remaja Cinta yang Menyakiti ini, langsung saja di baca ya. Oiya, jangan lupa siapin Tissue. Okehh. Cekidot.


Cerpen Cinta Remaja tentang Vanya Senja dalam "Cinta yang Menyakiti"
By: Widya Alviana

Terlahir di keluarga berdarah biru tak menjamin Vanya Elvina berperilaku lemah lembut. Di keluarga besarnya Vanya terkenal gadis cerewet dan polah tingkahnya yang tak bisa diam. Kebanyakan dari keluarga besarnya mengenal Vanya sebagai anak yang berani melawan dan nakal, mungkin karena Vanya sejak kecil di asuh oleh eyangnya, sedangkan orang tua Vanya sibuk bekerja di kota perantauan, sehingga Vanya lebih sering berinteraksi dengan sanak keluarga di kampung tempat eyangnya tinggal, ketimbang sepupu-sepupunya yang tinggal bersama orang tuanya di kota perantauan mereka.

Sampai pada saat Vanya sudah kelas 3 SMP, hingga pengumuman kelulusan itu di umumkan. Vanya di nyatakan lulus tetapi dengan nilai yang sedang-sedang saja jika di bandingkan dengan nilai teman-temannya yang lain, nilai Vanya yang paling rendah. Untuk meneruskan study-nya , Vanya di minta untuk tinggal bersama orang tuanya di kota Bandung. Semenjak Vanya ikut orang tuanya, banyak perubahan dalam diri Vanya. Perilakunya semakin tak terkendali, walaupun sebenarnya Vanya punya rasa takut kepada orang tuanya namun rasa takut itu tak menghilangkan kenakalannya bahkan semakin lama semakin menjadi. Segala omelan dan pukulan dari orang tuanya sudah hal yang biasa baginya.

Saat sore itu dia pergi bersama kekasihnya di suatu tempat. Mereka berdua larut dalam suasana dan tanpa sadar mereka tlah melakukan hal yang amat di sesalakan. Perbutatan yang mengakibatkan Vanya harus kehilangan mahkota satu-satunya. Mahkota yang amat berharga bagi seorang wanita. Dan tak lama setelah kejadian itu, pria yang telah merenggut kehormatannya itu pergi meninggalkan Vanya. Vanya sedih menerima kenyataan itu, Vanya tak tau harus bagaimana pasalnya Vanya tak pernah cerita kepada siapapun tentang apa yang tlah terjadi pada dirinya.

Hari pun berganti dan waktu telah berlalu, Vanya sadar bahwa kelakuannya sendirilah yang tlah menghancurkan dirinya. Vanya sadar bahwa semua yang tlah ia lakukan itu salah, dan bahkan tanpa Vanya sadar Vanya tlah menyakiti hati keluarganya terutama kedua orang tuanya, namun Vanya tak mau terlalu larut dalam kesalahan dan kesedihannya. Ia tak mau ada orang lain yang mengetahiu hal ini, sehingga ia hanya memendam masalah itu.

Suatu hari bibin'nya mengenalkan dirinya pada salah seorang pria, dan tak lain yaitu sahabat dari suami bibinya. Cokie nama pria itu. Cokie di kenal sebagai pria pendiam, kalem, tak banyak bicara, dan pemalu. Sosoknya yang slalu dibanggakan oleh bibinya, sehingga bibinya percaya bahwa Cokie cocok untuk Vanya.

Sudah hampir satu bulan Vanya dan Cokie saling mengenal, hingga pada akhirnya mereka berdua memutuskan untuk menjalin hubungan lebih dari sekedar teman. Namun saat Vanya menerima Cokie tuk jadi kekasihnya, Vanya masih memiliki hubungan dengan Icsal, hanya saja tak ada satupun dari keluarga Vanya yang tau. Karena Vanya tak mau melukai hati Cokie sebagaimana pesan yang tlah di sampaikan oleh bibinya, akhirnya Vanya memutuskan hubungan dengan Icsal. Dan untung saja Icsal tak terlalu mau tau kenapa Vanya tiba-tiba meminta putus, mungkin karena Icsal juga tak menganggap serius hubungannya dengan Vanya.

Hubungan Vanya dengan Cokie bisa di katakan adem-adem saja, jarang terjadi pertengkaran yang tak berarti, kerena Cokie sendiri selalu bisa mengalah atas sikap Vanya yang angkuh dan manja. Hubungan mereka tlah masuk dalam minggu ke dua, dan dalam waktu 2 minggu itu mereka berdua tlah banyak mengetahui sisi baik dan buruk dari masing-masing. Vanya amat percaya dengan Cokie, dan Vanya pun mulai sayang dengan Cokie, apalagi Cokie sahabat Omnya sendiri jadi Vanya percaya Cokie pria terbaik yang tlah di pilih tuk jadi pendamping Vanya kelak. Vanya pun berani menceritakan aib yang ia pendam sendiri dengan tujuan Vanya tak mau berbohong pada Cokie, Vanya mau Cokie menerima Vanya dengan segala kelebihan dan kekurangan Vanya. Tidak berbeda dengan Vanya, Cokie juga menceritakan 1 hal tentang dirinya yang hanya dirinya pula yang tau. Selama ini Cokie adalah pengguna narkoba. Vanya tak menyangka atas pernyataan Cokie, Cokie pun juga tak menyangka atas pengakuan Vanya. Namun seiring waktu berjalan mereka mampu menerima kenyataan itu semua, mereka jalani hari seperti biasanya.

Setelah pengakuan Cokie pada hari itu, kini Vanya makin perhatian dengan Cokie, setiap hari Vanya tak lupa tuk menanyakan kabar dan kesehatan Cokie. Vanya tak lelah tuk memberi motivasi pada Cokie ,hingga semua usaha Vanya itu membuahkan hasil. Kini Cokie tak lagi mendekati barang haram itu. Cokie pun makin sayang pada Vanya, walaupun Cokie sempat shock mendengar pengakuan Vanya waktu itu, namun kini Cokie punya niat baik pada Vanya. Bahkan Cokie sempat bilang pada Om Vanya, bahwa ia akan menjalankan sebuah investasi untuk dalam jangka waktu 2 tahun dan hasilnya pun lumayan besar, jika nanti mereka masih bisa bersama, 2 tahun kemudia Cokie akan melamar Vanya dan kebetulan saat ini Vanya telah duduk di kelas 3 SMK. Vanya bahagia mendengar cerita dari Omnya tentang pernyataan Cokie walaupun bakan Cokie sendiri yang mengatakan pada Vanya.

Saat umur hubungan mereka baru berjalan satu setengah bulan, tiba-tiba satu masalah datang. Masalah yang menyangkut keluaraga dan hubungan mereka, hingga akhirnya Cokie memutuskan hubungan mereka. Cokie menghilang begitu saja bagai pecundang yang menyerah di saat perang belum usai. Vanya amat sayang pada Cokie hingga sekeras hati Vanya memohon pada Cokie tuk tidak memutuskan hubungannya itu. Namun Cokie tetap pada pendiriannya tuk pergi meninggalkan Vanya. Dan kini rasa sakit yang dulu pernah Vanya alami saat pria yang tlah merenggut kehormatannya itu terulang kembali. Pasalnya Vanya benar-benar sayang dengan Cokie bahkan Vanya pun tlah percaya pada Cokie. Bibi dan Om Vanya pun ikut menghilang tanpa kabar seiring putusnya hubungan Vanya dengan Cokie.

Sore itu Vanya hanya bisa terdiam meratapi apa yang tlah terjadi pada dirinya, berfikir mengapa kesedihan enggan pergi dari kehidupannya, mengapa Tuhannya memberi cobaan semua ini?? Apakah semua ini cobaan untuknya?? Tak ada yang bisa menjawabnya , hanya semilir angin di pinggir danau yang kebetulan sore itu sehabis di guyur hujan deras hingga rintik-rintik gerimisnya pun masih terasa amat dingin menusuk hatinya yang sedang pilu. Masih teringat kata-kata terakhir yang Cokie ucapkan padanya,

"Vanya, kamu belajarlah dulu, selesaikan study mu sampai keperguruan tinggi seperti pinta orangtuamu. Tak usah kau pacaran, kalau itu hanya akan merusak konsentrasi belajar kamu. Kalau kita memang berjodoh, suatu ketika Allah bakal pertemukan kita lagi".

Vanya akan mencoba dari semua kesalahan itu walapun tak di pungkiri hati Vanya teramat sedih tuk menerima keputusan Cokie.

" Selamat jalan Cokie, semoga kau tak salah arah memasuki hati wanita lain. Aku akan terus menunggumu di sini hingga senja berganti fajar dan fajar berganti senja. Ku tunggu kau di teras penantian".

Bersambung.....

Buat sobat yang mungkin penasaran dengan kelanjutan Cerpen Cinta Remaja Terbaru "Cinta yang Menyakiti" ini, ditunggu aja ya. Widya akan tulis kelanjutannya di postingan berikutnya. oke sobat.. :D

Bisa Langsung Comments Facebook

0 komentar:

Posting Komentar

Atau bisa Tulis Comment di Sini:

Baru Nulis

Visitor

Like Facebook